Jumat, 30 Maret 2012

Allah SWT, 24 Hours...


Assalaamu�alaikum, Saudara-saudariku. .. 
Pernahkah Anda bayangkan bila pada saat kita berdoa, kita mendengar ini:

Terima kasih, Anda telah menghubungi Baitullah".
Tekan 1 untuk �meminta�.
Tekan 2 untuk �mengucap syukur�.
Tekan 3 untuk �mengeluh�.
Tekan 4 untuk �permintaan lainnya�."

Atau....

Bagaimana jika Malaikat memohon maaf seperti ini:

"Saat ini semua malaikat sedang membantu pelanggan lain. Tetaplah sabar menunggu.
Panggilan Anda akan dijawab berdasarkan urutannya."
Atau, pernahkah Anda bayangkan bila pada saat berdoa, Anda mendapat
respons seperti ini:

"Jika Anda ingin berbicara dengan Malaikat,

Tekan 1. Dengan Malaikat Mikail,
Tekan 2. Dengan malaikat lainnya,
Tekan 3. Jika Anda ingin mendengar sari tilawah saat Anda menunggu,
Tekan 4. "Untuk jawaban pertanyaan tentang hakikat syurga & neraka,silahkan tunggu sampai Anda tiba di sini!!"

Atau mungkin juga Anda mendengar ini :

Sistem kami menunjukkan bahawa Anda telah satu kali menelefon hari ini. Silakan coba lagi esok."

atau...

Pejabat ini keluar kantor dan tidak ada di tempat. Silakan menghubungi lagi pada hari senin pukul 9 pagi."

Alhamdulillah. .. Allah SWT mengasihi kita, Anda dapat menelefon-Nya setiap saat!!!

Anda hanya perlu untuk memanggilnya kapan saja dan Dia mendengar anda. Karena bila memanggil Allah,tidak akan pernah mendapatkan nada sibuk.
Allah menerima setiap panggilan dan mengetahui siapa pemanggilnya secara pribadi.

Ketika Anda memanggil-Nya, sila menggunakan nomor dibawah ini: 24434

2 : solat Subuh
4 : solat Zuhur
4 : solat Asar
3 : solat Maghrib
4 : solat Isya

Atau untuk lebih sempurna dan lebih banyak afdhalnya, gunakan nomor ini :
28443483

2 : solat Subuh
8 : solat Dhuha
4 : solat Zuhur
4 : solat Asar
3 : solat Maghrib
4 : solat Isya
8 : Solat Tahajjud atau lainnya
3 : Solat Witir

Maklumat terperinci terdapat di Buku Telefon berjudul "Al Qur�anul Karim & Hadis Rasul"

Online terus , tanpa Operator tanpa Perantara, tanpa bil.

Nomor 24434 dan 28443483 ini merupakan nomor hunting yang selalu online tak terhingga dan dibuka 24 jam sehari 7 hari seminggu 365 hari setahun!!!

Sabda Rasulullah S.A.W : "Barang siapa hafal tujuh kalimat (Berdzikir), ia terpandang mulia di sisi
Allah dan Malaikat serta diampuni dosa- dosanya walau sebanyak buih di laut"

7 Kalimah ALLAH SWT :

1. Mengucap "Bismillah" Jika hendak melakukan sesuatu.
2. Mengucap "Alhamdulillah" Jika selesai melakukan sesuatu.
3. Mengucap "Astaghfirullah" jika lidah terselip perkataan yang tidak patut.
4. Mengucap "Insya-Allah" jika merencanakan berbuat sesuatu di hari esok.
5. Mengucap "La haula wala kuwwata illa billah" jika menghadapi sesuatu tak disukai dan tak diingini.
6. Mengucap "inna lillahi wa inna ilaihi rajiun" jika menghadapi dan menerima musibah.
7. Mengucap "La ilaha illa Allah Muhammad Rasulullah" siang dan malam sehingga tak terpisah dari lidahnya.

Dari tafsir Hanafi:
mudah-mudahan ingat, walaupun lambat-lambat. ..
mudah- mudahan selalu ingat, walaupun sambil lalu...
mudah-mudahan jadi bisa, karena sudah biasa.


Amin....

Wassalaamu�alaikum. ..

Rabu, 25 Agustus 2010

air mata ayah

Hari ini saya membuka email, hati saya terasa tersentak. Air mata mengalir tak kuasa untuk ditahan. Setiap baris kalimatnya saya baca. Kata-katanya menghunjam dihati bahkan mengoyak kelubuk yang paling dalam. Beliau menuturkan sebagai berikut.

'Mas Agus, putra saya meninggal dunia di usianya 2 tahun. tepat satu hari sebelum hari kelahirannya. Hari Ahad ketika saya libur, seharian kami bermain. Saya, istri dan anak bercanda seolah tiada mengerti apa yang akan terjadi. Badannya panas tiba-tiba, siang itu juga saya membawanya ke dokter. Tidak ada perkembangannya. Malamnya kembali saya membawanya ke Rumah Sakit dan anak saya yang sekecil itu harus diinfusnya dan mendapatkan oksigen. Sampai anak saya koma dan akhirnya tiada. Air mata saya tertumpah. Isak tangis tak bisa saya tahan. Saya memeluknya dan mencium wajahnya. Saya katakan pada, 'Sayang, ayah selalu mencintaimu. Kembalilah padaNya. Ayah ikhlaskan kamu..sayang.'

Dikalimat beliau selanjutnya ada kata-kata yang begitu indah namun terasa sebuah kepedihan dihati yang teramat dalam dan sebuah renungan bagi kita sebagai orang yang beriman, 'Saya yakin Mas Agus Syafii. musibah dengan meninggalnya anak saya ini adalah ladang peningkatan iman dan taqwa saya dan istri saya kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Saya selalu ingat hadist Nabi Muhammad yang sering Mas Agus kutip.

'Sungguh menakjubkan orang yang beriman karena segala urusannya adalah baik bagi dirinya. Dalam hal ini tidak akan terdapat melainkan orang yang mukmin. Apabila ia mendapatkan kebahagiaan, ia bersyukur karena hal itu baik untuknya. Dan apabila tertimpa musibah, ia bersabar karena hal itu baik juga untuknya. (HR. Muslim).

Alangkah istimewa beliau seorang ayah yang juga sebagai seorang mukmin mampu melewati semua penderitaan dan kepedihan dihatinya, disetiap tetesan air matanya adalah ladang peningkatan iman dan taqwa kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Itulah Air mata ayah. Subhanallah.

Wassalam,

Selasa, 17 Agustus 2010

Realitas

Ada orang kaya yang menulis surat wasiat bahwa hartanya yang jumlah 100 miliar akan diwariskan kepada Syaiful keponakannya. Satu-satunya kerabat beliau adalah keponakannya yang hidup miskin. Kepada pengacara berpesan agar menyampaikan wasiatnya jangan langsung sebab Syaiful memiliki penyakit jantung.

Beberapa tahun kemudian orang kaya ini meninggal dunia, Syaiful keponakannya juga turut hadir dalam pemakamannya. Pengacara nampak bingung bagaimana untuk menyampaikan wasiatnya kepada keponakannya. Akhirnya diputuskan meminta bantuan seorang kyai, guru Syaiful di pesantren. 'Pak Kyai, tolong sampaikan amanah almarhum dengan pelan-pelan karena bila Syaiful kaget bisa terkena serangan jantung.'

Pak Kyai itu menjawab, 'Tenang aja Pak Pengacara, saya punya kiat khusus untuk menyampaikan kepada Syaiful' Lalu Pak Kyai memanggil Syaiful, dengan gayanya berbicara penuh kewibawaan setelah diselingi obrolan ringan Pak Kyai membuka percakapannya. ' Begini Syaiful, ini seandainya, sekali lagi ini seandainya, kalo kamu mendapatkan rizki uang jumlahnya 100 miliar, kamu gunakan untuk apa uang itu?' tanya Pak Kyai.

Dengan khitmatnya Syaiful yang tidak berani menatap mata Sang Kyai, Syaiful menjawab, 'Bila saya mendapatkan uang 100 miliar, maka separuhnya saya akan berikan untuk Pak Kyai.' Mendengar jawaban Syaiful, Pak Kyai kaget sakit jantungnya kambuh dan akhirnya Pak Kyai meninggal dunia.

Begitulah realitas, berlimpah materi, mendapatkan harta banyak tanpa kerja keras adalah sesuatu yang menyenangkan, belum tentu berakibat baik. Demikian halnya bila kerja keras namun gaji tidak naik-naik adalah sesuatu yang menyedihkan, belum tentu sesuatu yang buruk, bisa jadi malah berakibat baik. Mendorong untuk berpikir kreatif bahkan membuatnya bertekad menjadi pengusaha sukses. Maka melihat realitas dengan menggunakan pikiran jernih dan senantiasa mensyukuri nikmat maka akan tumbuh kearifan di dalam diri kita yang menghasilkan keajaiban-keajaiban hidup yang tidak pernah kita duga.

----
Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya. (QS Ath-Thalaq 4).

Kata 'Memaafkan' Seorang Ibu

Ada seorang teman yang berprofesi sebagai dokter. Dia bercerita bahwa dirinya pernah dibuat pusing menangani pasien yang sudah 40 hari koma pasca operasi, tak sadarkan diri. Semua bukunya dibuka kembali. Semua profesor diberbagai bidang penyakit diajaknya konsultasi. Namun tak juga ketemu jawabannya.

Sampai suatu ketika dia melihat seorang ibu tua menengok sang pasien. Tak selang lama beberapa hari pasiennya siuman dari koma, sadarkan diri dan tak lama kesehatannya berangsur pulih. Dokter tersebut keheranan, bagaimana mungkin dari tak sadarkan diri selama 40 hari bisa pulih kurang dari satu minggu hanya karena ditengok seorang ibu tua.

Dia beranikan diri bertanya pada istri pasien yang waktu itu menungguinya. Kata istrinya, ibu tua itu adalah ibu sang pasien. Sewaktu menengok itu ibunya berkata bahwa dirinya hari ini sudah memaafkan semua kesalahan anaknya. Setelah ibunya pergi, suaminya mulai sadarkan diri.

--
Bersungguh-sungguhlah dalam berbakti kepada ibumu, karena sesungguhnya surga itu berada di bawah kedua kakinya (HR. Imam Nasa'i dan Thabrani).

Jumat, 09 Juli 2010

air mata sahabat

Dalam kitab 'Sifat ash-Shafwah Ibnu al-Jauzi menyebutkan Pada suatu hari Abdurrahman bin Auf duduk bersama kami dan dia sebaik-baiknya teman duduk dalam majelis. Pada saatnya dia pulang kami mengikutinya sampai ke rumahnya. Dia pergi mandi kemudian duduk bersama kami.

Lalu dihidangkan dihadapan kami sepiring roti besar dan daging. Melihat hidangan itu menangislah Abdurrahman bin Auf, air matanya menetes sampai membasahi bajunya. Beberapa kali menghapusnya namun air mata itu terus mengalir dengan derasnya. Tangisan itu terdengar tersedu-sedu seolah menyayat hati orang yang mendengarkannya.

Hati kami terasa gelisah dibuatnya dan kami pun bertanya padanya, 'Apa yang membuat engkau menangis seperti anak kecil Wahai Abdurrahman bin Auf?'

Kemudian dia menjawab dengan mata memerah dan air mata yang terus mengalir, 'Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Salam wafat, dirinya dan keluarga belum pernah sekalipun kenyang makan roti. Sementara kita? Padahal beliau adalah orang yang lebih dimuliakan oleh Allah daripada kita.' Itulah air mata sahabat, air mata kecintaan seorang sahabat kepada Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi wa Salam.

Sudahkah kita menangis untuk Rasulullah Muhammad Shalallahu Alaihi wa Salam yang kita cintai?

Wassalam,

muhasabah

Kondisi perkembangan dewasa ini di Indonesia suhu politik yang kian memanas, ekonomi senantiasa pasang surut, fenomena alam seperti gempa, banjir, tanah longsor seolah kita tidak mampu menolaknya, belum lagi karena memang ada 'human error' dalam pengelolaan. Semua kejadian dalam keseharian sangat berpengaruh pada kemampuan kejiwaan yang terdiri, kognisi, afeksi dan konasi.

pada sisi kognisi kita dituntut mencari penyelesaian atau problem solving, pada sisi afeksi bagaimana kita mengelola emosi dan pada konasi dituntut bertindak yang nyata. Untuk itu perlu dicoba menggunakan pendekatan 'self help' untuk mengoptimalkan kemampuan jiwa kita. Maka disinilah menjadi penting peranan muhasabah.

Muhasabah menurut Ibnu al-Qayyim berarti berhenti sejenak, disaat kita memiliki lintasan keinginan melakukan sesuatu. Pemberhentian tersebut untuk menimbang dan berpikir, apakah pekerjaan tersebut berguna atau tidak. Sementara menurut Ibnu Taimiyah berpandangan bahwa muhasabah disebut juga dengan 'self critism' atau 'self interrogation' merupakan agenda kegiatan yang dilakukan oleh seseorang setiap hari, setiap saat untuk menilai baik atau buruk, benar atau salah. Selain itu juga sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala atas segala kelimpahan karunia-Nya dan memohon ampun segala kesalahan.

Muhasabah ini menjadi sangat penting kita lakukan sebagai bentuk ketaatan kita kepada Sang Khaliq sehingga muhasabah akan memiliki manfaat dalam kehidupan sehari-hari kita diantaranya.

1. Usaha untuk meningkatkan kemampuan kecerdasan emosional kita seperti sabar dan ikhlas.

2. Meningkatkan kemampuan evaluasi diri terhadap apa dan bagaimana hari ini untuk menyiapkan hari esok. Sa'id Hawwa (1998) mengutip firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala dalam bukunya 'Tazkiyatun Nafs' tentang keuntungan muhasabah yaitu, 'Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok. (QS. al-Hasyr:18).

3. Ibarat lampu, muhasabah adalah lampu yang menerangi dirinya sendiri dengan melalui mengingatkan dan menasehati diri sendiri, seperti firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala, 'Sesungguhnya orang yang bertaqwa bila mereka ditimpa was-was, mereka ingat Allah. Maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya (QS. al-A'raf : 201).

4. Membawa kedamaian dan ketenangan hidup.

5. Terhindar dari distress dan strain expressed.

Itulah muhasabah bagi kehidupan sehari-hari kita sangat berguna dan sangat bermanfaat sebagai salahsatu cara pemecahan masalah, kalau kita berikhtiar semua masalah akan bisa diselesaikan dengan baik. Sebagaimana Firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala, 'Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya..'(QS. al-Baqarah: 286).


Wassalam,